"Ne, Hikaru...langit itu seperti ensiklopedi yang terhampar luas ya..." Inoo mengawali pembicaraan, matanya masih menatap langit, telunjuknya masih meraba letak bintang yang kelipnya tersamar cahaya lampu di
"Apanya ? Aku tidak begitu mengerti..." Hika tersenyum memandang Inoo yang terpesona akan langit.
"Hikaru, menurutmu bagaimana langit dan bintang-bntang itu mempengaruhi kehidupan di bumi ?" Inoo bertanya lagi, matanya nanar mencari jawaban cerdas dari Hika.
"Eh... apa ya ?" Hika tepekur sebentar, bibirnya mengatup, dahinya berkerenyit. " Ohh ... bintang sebagai penunjuk arah untuk nelayan !!" Hika melonjak menunjukkan telunjuknya ke Inoo seperti menebak kuis berhadiah satu juta yen.
"Hmmm ..ya, itu contohnya. Tapi kita bisa tahu lebih banayk dari itu. Orang-orang jaman dulu menggantungkan kehidupan mereka dari apa yang mereka lihat di langit. Petani menanam padi, berlayar, sampai membangun rumah juga !!" Inoo mulai serius.
"Waa.. apa lagi ?" sepertinya baru kali ini Hika menanggap serius omongan Inoo, biasanya kalau mereka bicara Inoo akan berceria hal-hal remeh di sekolah sehingga Hika lebih memilih mendengar MP3 miliknya.
"Kamu tahu orang Mesir dulu membangun piramid dengan melihat konstelasi rasi bintang Orion, letak-letaknya juga diatur berdasarkan rasi bintang, letak yang besar dan yang kecil juga disesuaikan . Rasi bintang itu dianggap memiliki kekuatan magis, makanya orang-orang Inca membangun kuil berbentuk piramid menuju langit agar mendapat kekuatan yang bersinergi dengan semesta." Inoo menjelaskan panjang.
"Sugee na Inoo-chan ! Aku pikir selama ini kamu geje selalu! Ternyata...." Hika memasang muka takjub, geleng-geleng kepala, lalu nepuk-nepuk pundak Inoo.
"Sialan ! Emang kamu pikir kenapa aku pilih arsitektur .. aku pintar taukk !" Inoo meninju pundak belakang Hika.
"Iya...iya.. lalu kenapa kamu ngga milih astronomi aja sekalian kuliahnya ?" Hika geser selangkah supaya tidak terkena tinjuan Inoo lagi.
Inoo tersenyum, "Pertanyaan bagus, seperti yang aku bilang tadi, langit itu seperti ensiklopedi yang terhampar, yang bahkan arsitektur pun terhampar di langit. Aku ingin membuktikannya ! Bagaimana orang-orang Mesir dapat membangun bangunan monumental seperti piramid, aku juga ingin membangun bangunan monumentalku sendiri" tatapan Inoo kembali menerawang ke langit, melihat harapannya terbang tinggi untuk dicapai.
"Hmm," Hika manggut-mangut sendiri."Sepertinya dulu aku juga pernah bicara tentang astronomi seperti ini dengan seseorang..", Hika mengingat-ingat.
"Oh ya ? Siapa? Inoo menoleh ke arah Hika.
"Taiyou !"
"Ohh .. orang tuanya
"Haha .. iya!" Inoo dan Hika bertatapan lalu tertawa bersama.
"Hika, kenapa kamu ngga nerusin ke universitas?" tiba-tiba Inoo bertanya.
"Ha ? Emang aku belum kasih tau kamu ya ?" Hika memandang Inoo yang geleng-geleng, sepertinya memang baru kali ini mereka bicara lagi sebagai sahabat, bukan sebagai 'rekan kerja' . Belakangan Hika dan Inoo sibuk sendiri-sendiri.Inoo dengan persiapan kuliahnya, Hika dengan projek-projeknya baik dengan HSj atau Tu>Yu.
Sekarang gantian Hika yang menerawang ke langit, "Mimpiku bukan di
Hika dan Inoo berangkulan, tertawa. Lupa apa yang mereka lakukan di
"Are ? Ya-Ya-Yah
"Shoon! Taiyou!" Hika kegirangan melihat 2 teman 'former band'-nya, dipeluknya kedua temannya itu.
"Haha... surprise darou ?" Yabu senyum-senyum, "Aku pikir Taiyou juga baru lulus
"Sotsugyo Omedetou ! " Shoon menyalami Inoo setelah lepas dari pelukan Hika, lalu menyalami Hika.
"Hisahshiburi na Taiyou-kun, apa kabar ? Kamu kuliah di mana ?" Inoo menyalami Taiyou juga.
"Kabarku baik, memang Hika jarang cerita tentang aku ya ?"Taiyou melirik Hika, sinis tapi sambil senyum-senyum juga." Aku kuliah di Toudai!"
"USOOO !" etiga anggota Ya-Yah-Yah lain menjawab dengan kompak tanpa latihan, saling bertatapan lalu berpelukan karena terharu akan kekompakan mereka.
"yah, ngga taun ini..liat aja taun depan, ato taun depannya lagi.." Taiyou manggut-manggut sok yakin.
Ahaha~ Inoo senyum getir, ternyata lama tidak bertemu Taiyou masih tetap jayus adanya.
"Jadi kita ke mana nih ?" tanya Yabu.
"Bunkannya kamu yang punya rencana ?" Shoon balik tanya.
"Ehh ... sebenarnya aku tidak punya rencana apa-apa, "Yabu cengengesan.
"Kita main ke sekolah aja gimna ? Kita uji nyali !! " Taiyou semangat sekali memberi ide.
Ha ? Uji nyali ? Jangan doong..jangaaan...ayo tolak teman-teman ! Tolakk!! Inoo berdoa dalam hati.
"Yah! Setuju !" ternyata Ya-Ya-Yah masih kompak adanya, mereka sepakat untuk ke Horikoshi gakuen tempat mereka berempat pernah bersekolah, kecuali Inoo. Lagi-lagi Inoo tersisih .
* * *
Gerbang Horikoshi gakuen memang tertutup, tapi sebagai perwakilan dari tiga angkatan yang pernah bersekolah di
"Ne, Hika pernah dengar cerita hantu di rung musik
"Taiyou kamu jalan duluan ! Kamu yang paling berani
"OK! Kalian di belakangku ya..." Taiyou dan kawan-kawan meyusuri lorong kelas yang gelap. Mereka berjalan perlahan, seperti mengendap. Suasana sepi sekali sampai mereka bisa mendengar nafas masing-masing. Karena gelap kepala Yabu menjadi pening, lantai yang dipijaknya seperti bergelombang, langkahnya gontai. Ia tidak sengaja menginjak kaki Shoon, lalu keduanya jatuh bedebum di lantai. Taiyou menyalakan senter HP-nya, " Daijobu ?"
"Ahhhhh..." Inoo teriak, lari lepas dari Hika, karena kaget Hika, Yabu, Shoon, Taiyou juga lari kocar-kacir dan teriak-teriak geje. Hika menabrak Taiyou, Shoon menginjak Yabu, Yabu nubruk tembok.
"Apaan sih ?"Shoon juga menyalakan HP nya.
"Ahhh !" Yabu teriak
"Apa?" Shoon naya lagi
"Senternya bikin serem tauk !" Yabu njitak kepala Shoon
"Inoo teriak gara-gara liat Taiyou berarti ?" Shoon menyimpulkan.
"Inoo-chan mana ?" Taiyou celingukan.
"Ehh??Inoo..." Hika baru menyadari Inoo tidak ada di belakangnya.
"Sepertinya Inoo lari ke
"Eh ...itu kann .." Taiyou dan Hika bertatapan
" Ruang Musik !" sambung Yabu.
" Huaaa... " Keempat laki-laki itu berjalan berimpitan satu sama lain, matanya berbagi ke berbagai arah dan saling menjaga.
"Inoo chan ! Kamu di
Greb. " Ahhhh ! " Hikaru teriak, senter mengarah padanya. Inoo kembali menempel di punggung Hika, pucat.
"Inoo chan !!" Yabu memeluk Inoo yang memeluk Hika, lalu Shoon dan Taiyou juga ikutan peluk-peluk. " Yokatta!"
* * *
Setelah uji nyali selesai Yabu mengajak teman-temannya ke tempat rahasia di mana dia sering menyendiri atau sekadar menikmati makan siang saat sekolah dulu. Untungnya pintu menuju rooftop tidak terkunci, mereka pun bisa naik ke atas.
"ahh ... my sanctuary, mukashi naa ..." Yabu melepas rindu dengan tempat kesayangannya.
"Whoaa..keren !! " Taiyou menunjuk pemandangan di bawah, "Baru kali ini aku melihat pemandangan
Sementara Inoo masih pucat, tidak percaya dia baru saja mendengar suara gadis bernyanyi di ruang musik, ia tidak menceritakan nya kepada yang lain karena terlalu shock. Ia terduduk lemas.
"Daijobu Inoo chan?" Yabu menghampiri Inoo. Yabu duduk di sebelah Inoo, untuk menenangkannya.
"Inoo chan, berbaring saja supaya lebih tenang, " Yabu lebih dulu berbaring supaya Inoo menirunya.
"langitnya indah bukan ?"kata Yabu, kali ini Inoo tersenyum, mukai baikan. Hika, Taiyou, Shoon ikutan meniru Yabu dan Inoo. Mereka berlima menatap langit. Malam kian larut, membuat kantuk, kelimanya terlelap.
* * *
Hikaru membuka matanya, langit masih gelap.
"Masih malam ya ?" Hika sebenarnya hanya bertanya pada dirinya sendiri .
:Sudah pagi ..." Inoo menjawab, mereka bersebelahan jadi Hika hanya menolhe saja.
" Hikaru , apa yang kamu lihat?" Inoo bertanya , sambil menatap langit, Hika ikutan menatap langit.
"Bintang .."
"Asahoshi da..."
"oretachi no hoshii..." keduanya tersenyum, menunggu matahari terbit.
-FIN-
Gyaaaa ... ending nya geje ... maksa beneur ...biarlah ....
enjoy reading